Pertolongan Allah pada Masa Kesulitan
“Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku... tanduk keselamatanku, kota bentengku” Mazmur 18:3
Tuhan adalah Penolongku dan Keselamatanku. Meskipun kita disusahkan/terbebani oleh kekurangan, pelecehan, atau penderitaan lainnya, Allah adalah Keselamatan dan Penolong kita. Ketika anda sedang di dalam kesulitan, Allah adalah sang Pembebas; jikalau anda dianiaya musuh yang keji, Allah adalah kubu perlindungan anda. Bukankah tidak ada bukit batu selain Allah kita? Aku berteriak minta tolong kepada Tuhan dan aku diselamatkan dari musuh-musuhku. Daud, setelah memperoleh semua kemenangan-kemenangannya, menggambarkan Allah sebagai Allahnya dan Keselamatannya – bagi tubuh dan jiwanya, untuk masa sekarang dan masa mendatang, dengan cara menggunakan bantuan alat/perkakas, tanpa alat bantuan, atau justru dengan menyingkirkan alat apapun. Alangkah indahnya penghiburan ini! Ia mampu memerintahkan ciptaan-Nya untuk menolong dan bahkan setan sendiripun dapat dipakai-Nya sebagai alat-Nya demi menolong kita; dan seandainya tidak terdapat alat bantu apapun, Ia dapat menciptakan seketika itu juga alat bantu untuk melaksanakan perintah-Nya. Demikianlah Allah adalah Penolong kita, dan betapa ini menjadi dasar penghiburan kita! Oleh karena itu, penulis mendesak anda untuk tidak berkecil hati. Kita mungkin akan menyerupai merpati kala berduka, tetapi pasti tidak akan seperti binatang buas di saat penderitaan.
Seorang percaya harus melihat kesulitan dengan satu mata dan dengan mata satunya lagi memandang kepada Allah. Pandanglah Allah sebagai Keselamatanmu.
Biarkanlah kesulitan apapun muncul,asalkan Allah adalah Pembebasmu. Tidaklah menjadi masalah apa penyakit yang menyerangmu asalkan Allah adalah doktermu. Sebaliknya acapkali kita mengkhianati diri sendiri dengan membawa diri ke dalam tangan setan karena kita terus membiarkan diri memikirkan kesulitan-kesulitan ini. Allah adalah Allah kita. Ia yang telah memilih kita, pada saat yang tepat Ia telah memanggil kita dan telah membuat satu perjanjian untuk menjadi Allah kita. Ia mengasihi kita, dan melindungi kita. Ia bersukacita di dalam kita, dan kita bersukacita di dalam Dia. Kita kenal Dia, mengasihi dan mempercayai Dia di dalam segala kebutuhan kita. Tatkala Allah berkata, “Engkau milik-Ku”, jiwa kita berkata, “dan Engkau adalah milikku, dan akan selalu menjadi milikku!”. Ini adalah ikat-janji keselamatan yang bersifat kekal. Keselamatan kita serupa Allah sendiri, dari kekal sampai kekal, sejak dari saat pemilihan hingga sampai saat pemuliaan. Kita wajib mempercayai dan menantikan Allah karena Dia adalah Allah kita dan Keselamatan kita.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Richard Sibbes (1577-1635), “Works”, VII:61-62
Tuhan adalah Penolongku dan Keselamatanku. Meskipun kita disusahkan/terbebani oleh kekurangan, pelecehan, atau penderitaan lainnya, Allah adalah Keselamatan dan Penolong kita. Ketika anda sedang di dalam kesulitan, Allah adalah sang Pembebas; jikalau anda dianiaya musuh yang keji, Allah adalah kubu perlindungan anda. Bukankah tidak ada bukit batu selain Allah kita? Aku berteriak minta tolong kepada Tuhan dan aku diselamatkan dari musuh-musuhku. Daud, setelah memperoleh semua kemenangan-kemenangannya, menggambarkan Allah sebagai Allahnya dan Keselamatannya – bagi tubuh dan jiwanya, untuk masa sekarang dan masa mendatang, dengan cara menggunakan bantuan alat/perkakas, tanpa alat bantuan, atau justru dengan menyingkirkan alat apapun. Alangkah indahnya penghiburan ini! Ia mampu memerintahkan ciptaan-Nya untuk menolong dan bahkan setan sendiripun dapat dipakai-Nya sebagai alat-Nya demi menolong kita; dan seandainya tidak terdapat alat bantu apapun, Ia dapat menciptakan seketika itu juga alat bantu untuk melaksanakan perintah-Nya. Demikianlah Allah adalah Penolong kita, dan betapa ini menjadi dasar penghiburan kita! Oleh karena itu, penulis mendesak anda untuk tidak berkecil hati. Kita mungkin akan menyerupai merpati kala berduka, tetapi pasti tidak akan seperti binatang buas di saat penderitaan.
Seorang percaya harus melihat kesulitan dengan satu mata dan dengan mata satunya lagi memandang kepada Allah. Pandanglah Allah sebagai Keselamatanmu.
Biarkanlah kesulitan apapun muncul,asalkan Allah adalah Pembebasmu. Tidaklah menjadi masalah apa penyakit yang menyerangmu asalkan Allah adalah doktermu. Sebaliknya acapkali kita mengkhianati diri sendiri dengan membawa diri ke dalam tangan setan karena kita terus membiarkan diri memikirkan kesulitan-kesulitan ini. Allah adalah Allah kita. Ia yang telah memilih kita, pada saat yang tepat Ia telah memanggil kita dan telah membuat satu perjanjian untuk menjadi Allah kita. Ia mengasihi kita, dan melindungi kita. Ia bersukacita di dalam kita, dan kita bersukacita di dalam Dia. Kita kenal Dia, mengasihi dan mempercayai Dia di dalam segala kebutuhan kita. Tatkala Allah berkata, “Engkau milik-Ku”, jiwa kita berkata, “dan Engkau adalah milikku, dan akan selalu menjadi milikku!”. Ini adalah ikat-janji keselamatan yang bersifat kekal. Keselamatan kita serupa Allah sendiri, dari kekal sampai kekal, sejak dari saat pemilihan hingga sampai saat pemuliaan. Kita wajib mempercayai dan menantikan Allah karena Dia adalah Allah kita dan Keselamatan kita.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Richard Sibbes (1577-1635), “Works”, VII:61-62
