Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kristus adalah Prioritas Utama kita

Kristus adalah Prioritas Utama kita

“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu …” Ulangan 6:5 

Sebagai orang yang mengaku dan berpegang pada iman kebenaran yang berharga di dalam Kristus, apakah kita juga menjadikan Dia segalanya bagi kita? Dengan mulut kita mungkin menyebut-nyebut Dia, tetapi di dalam kehidupan dan perbuatan kita, apakah Kristus dapat ditemukan? Sebagai Juruselamat, banyak orang memiliki Dia, namun hanya segelintir orang yang mengenal-Nya sebagai Tuhan. Hampir segala sesuatu harus berhadapan dengan-Nya. Terlalu banyak hasrat yang dikejar manusia, bunga-bunga di kebun, setelan pakaian baru atau pakaian bermerek yang mengikuti tren, dan banyak hal remeh lainnya yang menjadi segalanya buat manusia. Di dalam dunia ini uang memiliki kuasa yang sangat besar. Pada saat-saat terserang penyakit biarlah orang-orang seperti Nabal memanggil dan berseru kepada uang, untuk melihat apakah uang dapat melepaskan dia dari tekanan hati nurani. Akankah orang-orang seperti Yudas dapat melihat kesenangan apa yang dapat disediakan oleh uangnya pada hari kematian dan penghakiman? Bukankah pengalaman mengajarkan kita untuk meneriakkan dengan keras: ‘segala sesuatu adalah ke-siasiaan’?  

Kiranya hanya Kristus yang menjadi semua hasrat dan keinginan kita, dan sesungguhnya semua barang berharga dari seluruh dunia (jika dikumpulkan) tidak dapat menandingi nilai satu Permata ini. Beberapa orang dengan hasrat yang lemah tak bergairah berharap: ‘Oh kiranya Kristus menjadi milikku!’, padahal Ia (Kristus) tidak akan ditemukan oleh mereka yang mencari Dia dengan dingin dan malas, dan yang bahkan juga masih mendua hati dengan hasrat memiliki dunia. Siapa yang mengingini apapun melebihi Kristus, atau menyetarakan Kristus dengan apapun, atau sama sekali tidak mengingini Kristus, tidak akan pernah memiliki Dia. 

Kristus hanya dapat ditemukan apabila anda mencari Dia dengan segenap jiwa dan kekuatan, atau Dia sama sekali tidak mungkin ditemukan. Dekaplah Dia dengan kedua tangan anda yang penuh kasih. Sesungguhnya gabungan dari semua keinginan (usaha) anda tidaklah mungkin membentuk derasnya arus sekuat kasih anda kepada-Nya. Ia telah menderita segalanya bagi anda; sepatutnyalah Ia menjadi segalanya bagi anda tanpa ada saingan afeksi dari apapun/siapapun. Oh alangkah sulitnya kebajikan ini tatkala menjadi sesuatu yang benar-benar diterapkan, untuk sanggup menepis semua daya pikat dan godaan berkilauan dari kedagingan, dan semata menjadikan Dia segalanya di dalam kesukaan kita! Seluruh kewajiban kita sebagai manusia adalah memberikan diri sepenuhnya kepada Kristus – jiwa dan tubuh, dan segala sesuatu yang ada di dalam kita – mendedikasikan dan mempersembahkan diri untuk melayani Dia di seluruh hari-hari hidup kita.      

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Samuel Ward (1572-1643), Sermons, pp.6-11