Berdoa Di Dalam Kamar
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, ...” Matius 6:6
Pengajaran Juruselamat kita di atas adalah sangat sederhana, dan harus diartikan sebagaimana tersurat/harafiah. Di sini kita mendapatkan satu ajaran positif bagi setiap orang percaya untuk berdoa sendirian. Panggilan alam di kamar kecil (toilet) menyatakan ketulusan/apa adanya. Semakin tulus jiwa seseorang semakin setia ia ketika berada sendirian di kamar kecil yang tersembunyi. Pernahkah anda menemukan di bagian Alkitab mana yang menceritakan bahwa Firaun, Raja Saul, Yudas, Demas, atau ahli-ahli Taurat dan Farisi, pernah mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan di tempat tersembunyi? Doa yang dilakukan di tempat tersembunyi bukanlah kebiasaan atau cara hidup sehari-hari orang munafik.
Merupakan sesuatu yang sangat mengkuatirkan/menakutkan apakah hati seseorang itu beres/benar di hadapan Allah jika ia hanya melaksanakan renungan/meditasi di tempat keramaian/di antara banyak orang. Hanyalah dengan ketulusan, seseorang dapat melaksanakan urusannya di dalam doa pribadi. Tatkala kita berdoa di tempat umum, akan ada banyak hal yang dapat menyogok atau memancing keduniawian hati: keangkuhan, kemuliaan yang fana/siasia, tempik sorak sanjungan, atau sebuah nama besar. Seorang munafik di dalam pelaksanaan semua kewajiban-kewajibannya lebih mencari nama besar daripada hidup yang benar, dan (lebih mementingkan) sebuah laporan yang bagus daripada hati nurani yang murni – bagaikan pemain biola yang lebih peduli dalam hal menyetel/menala (tuning) alat musiknya dibandingkan dengan mengatur kehidupannya.
Dalam hal berdoa di tempat tersembunyi, tidak terdapat pengaruhpengaruh demikian. Allah akan memberi upah (hadiah) nyata kepada umatnya atas kesetiaan mereka di tempat rahasia/tersembunyi. Ia akan memberi upah sebagian di bumi ini, dan secara penuh sempurna nanti di masa mendatang. Ia adalah Pemberi Upah kepada mereka yang mencari Dia dengan tekun. Mereka yang menabur dengan linangan airmata secara tersembunyi, akan menuai kesukaan secara terbuka. Doa pribadi secara rahasia akan mendapat upah di hadapan manusia dan para malaikat. Betapa dengan terbuka/di muka umum Allah telah memberi upah kepada Daniel atas doa-doanya yang dipanjatkan di tempat tersembunyi (Daniel 6:10, 23-28). Allah pada hari yang mulia nanti akan ‘membalas jasa’ umat-Nya di hadapan seluruh dunia, atas setiap doa pribadi secara rahasia, air mata, keluh kesah, dan rintihan dari umat-Nya yang dipanjatkan dari tempat tersembunyi. Pada hari itu, Ia akan mengumumkan di hadapan manusia dan para malaikat berapa sering umat-Nya telah mencurahkan hati/jiwa mereka di hadapan-Nya di tempat-tempat rahasia, dan akan memberi upah yang sesuai kepada mereka. Ah, orang-orang percaya! Apabila kita benar-benar mempercayai ini, betapa kita akan makin sering berdoa di tempat pribadi dan bahkan lebih sering lagi.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan karya Thomas Brooks (1608-1680), ‘Works”, II:164-174
Pengajaran Juruselamat kita di atas adalah sangat sederhana, dan harus diartikan sebagaimana tersurat/harafiah. Di sini kita mendapatkan satu ajaran positif bagi setiap orang percaya untuk berdoa sendirian. Panggilan alam di kamar kecil (toilet) menyatakan ketulusan/apa adanya. Semakin tulus jiwa seseorang semakin setia ia ketika berada sendirian di kamar kecil yang tersembunyi. Pernahkah anda menemukan di bagian Alkitab mana yang menceritakan bahwa Firaun, Raja Saul, Yudas, Demas, atau ahli-ahli Taurat dan Farisi, pernah mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan di tempat tersembunyi? Doa yang dilakukan di tempat tersembunyi bukanlah kebiasaan atau cara hidup sehari-hari orang munafik.
Merupakan sesuatu yang sangat mengkuatirkan/menakutkan apakah hati seseorang itu beres/benar di hadapan Allah jika ia hanya melaksanakan renungan/meditasi di tempat keramaian/di antara banyak orang. Hanyalah dengan ketulusan, seseorang dapat melaksanakan urusannya di dalam doa pribadi. Tatkala kita berdoa di tempat umum, akan ada banyak hal yang dapat menyogok atau memancing keduniawian hati: keangkuhan, kemuliaan yang fana/siasia, tempik sorak sanjungan, atau sebuah nama besar. Seorang munafik di dalam pelaksanaan semua kewajiban-kewajibannya lebih mencari nama besar daripada hidup yang benar, dan (lebih mementingkan) sebuah laporan yang bagus daripada hati nurani yang murni – bagaikan pemain biola yang lebih peduli dalam hal menyetel/menala (tuning) alat musiknya dibandingkan dengan mengatur kehidupannya.
Dalam hal berdoa di tempat tersembunyi, tidak terdapat pengaruhpengaruh demikian. Allah akan memberi upah (hadiah) nyata kepada umatnya atas kesetiaan mereka di tempat rahasia/tersembunyi. Ia akan memberi upah sebagian di bumi ini, dan secara penuh sempurna nanti di masa mendatang. Ia adalah Pemberi Upah kepada mereka yang mencari Dia dengan tekun. Mereka yang menabur dengan linangan airmata secara tersembunyi, akan menuai kesukaan secara terbuka. Doa pribadi secara rahasia akan mendapat upah di hadapan manusia dan para malaikat. Betapa dengan terbuka/di muka umum Allah telah memberi upah kepada Daniel atas doa-doanya yang dipanjatkan di tempat tersembunyi (Daniel 6:10, 23-28). Allah pada hari yang mulia nanti akan ‘membalas jasa’ umat-Nya di hadapan seluruh dunia, atas setiap doa pribadi secara rahasia, air mata, keluh kesah, dan rintihan dari umat-Nya yang dipanjatkan dari tempat tersembunyi. Pada hari itu, Ia akan mengumumkan di hadapan manusia dan para malaikat berapa sering umat-Nya telah mencurahkan hati/jiwa mereka di hadapan-Nya di tempat-tempat rahasia, dan akan memberi upah yang sesuai kepada mereka. Ah, orang-orang percaya! Apabila kita benar-benar mempercayai ini, betapa kita akan makin sering berdoa di tempat pribadi dan bahkan lebih sering lagi.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan karya Thomas Brooks (1608-1680), ‘Works”, II:164-174
