Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muliakanlah Nama Allah – Bukan Nama Kita

Muliakanlah Nama Allah – Bukan Nama Kita
“… kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?” Yohanes 5:44 

Kelihatannya ada perlawanan/pertarungan rahasia antara nama kita dan nama Allah.  Tatkala kita datang untuk berdoa, kita sepatutnya mengingat dengan jelas nama siapakah yang harus dimuliakan, dengan demikian Allah-lah yang berada di setiap tujuan akhir permintaan/doa kita. Sering kita memohon kepada Allah tetapi kita hanya berpikir tentang diri sendiri; hati kita berkeliaran di atas nama dan harga diri kita sendiri. Betapa sering kita datang kepada-Nya dengan sasaran yang egois, seolah-olah kita sanggup menarik Allah masuk ke dalam rancangan dan sasaran kita sendiri!  Tidak ada orang yang begitu tidak layak untuk memuliakan Allah, dan yang begitu tidak patut untuk disambut-Nya, yg sama seperti mereka yang sangat terikat dalam perkawinan dan kecanduan akan kehormatan dan harga diri mereka sendiri di dunia ini. Oleh karena itu Kristus, dengan cara yang sangat berbeda, dengan cara yang berlawanan dengan sifat bawaan kita telah mengajar kita berdoa: “dikuduskanlah Nama-Mu”.  Bahwa apa yang paling memberikan kemuliaan kepada Allah adalah mempercayai Allah.  Abraham “… diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah” (Roma. 4:20).  

Hasrat akan kemuliaan yang sia-sia atau kemegahan/semarak nama sendiri merupakan satu sikap yang tidak sejalan dengan iman.  Iman memberikan kemuliaan hanya kepada Allah.  Tatkala kita memburu kehormatan dari manusia, dan menjadikannya sebagai jangkauan utama tindakan-tindakan kita, kemuliaan Allah sudah pasti akan terkapar di atas debu tanah.  Dosa besar sejak dari dunia kuno adalah: 

“… marilah kita cari nama …” (Kejadian. 11:4).  Alangkah buruknya, mereka membuat rencana tanpa melibatkan Allah!  Mereka yang demikian sibuk mengurus nama mereka sendiri, segera akan diporakporandakan Allah! Apabila kita tidak berupaya memuliakan Allah dalam setiap tindakan kita, tetapi mengusahakan kemuliaan diri sendiri, ini adalah cara tercepat untuk dibinasakan Allah.  Berkatalah Nebukadnezar: “Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?” (Daniel. 4:30).  Bagaimana Allah telah membuat ia direndahkan dan dihalau dari antara manusia sehingga ia hidup di antara binatang-binatang di padang!  Demikianlah sudah pasti kita akan kecewa dan hancur porak poranda apabila hati kita semata-mata hanya mengejar kebesaran nama sendiri. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Thomas Manton (1620-1677), Works, I:85