DOA
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” Matius 6:33
Sebelum kita sanggup melepaskan hati kita dari keduniawian, betapa mudahnya hati kita terbawa arus pikiran-pikiran duniawi yang siasia! Sebelum kita sanggup memisahkan dan membersihkan jiwa kita, betapa kita mencampur-adukkan isi doa kita dengan banyak pemikiran-pemikiran yang tak sepatutnya! Terlalu biasa kita berurusan dengan Allah bagaikan seorang bodoh yang merangkai bunga bagi sahabatnya, dan setelah mengumpulkan, merangkai dengan menggunakan lebih banyak rumput liar buruk dari pada bunga-bunga indah pilihan. Dimulai dengan kedagingan sebagai perintis, lalu hati duniawi kita memasukkan dan merajut doa-doa kita dengan pikiran siasia dan daya tarik dunia yang mengalihkan. Kemudian, tatkala kita datang membawa persembahan kepada Allah, kita mencampur wangi-wangian persembahan kita dengan belerang.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha keras untuk membawa hati kita naik ke atas melampaui dunia, masuk ke dalam hadirat Allah, seolah-olah kita sedang berada di sisi Tuhan di surga, dan sepenuhnya dilingkupi oleh kemuliaan-Nya. Meskipun tubuh fisik kita masih di bumi, roh kita seharusnya di surga. Sebelum kita berhasil keluar dari kabut dunia, kita tidak mampu melihat dengan jelas dan nyaman; sebaliknya ketika hati kita dapat menyatu dengan Allah maka kita mampu melihat banyak hal tersedia di sumber air, walaupun tidak ada yang terlihat di dalam aliran sungainya; dan sekalipun kita hanya kecil saja di dunia ini, tetapi kita mempunyai satu pribadi Allah di surga! Ini merupakan sasaran utama kita, bersama Allah di surga. Tempat tinggalNya di sana, dan kita berusaha menempatkan hati kita juga di sana.
Kita mendapat kebebasan untuk meminta kebutuhan bagi kehidupan lahiriah kita, tetapi yang terutama seharusnya kita meminta hal-hal rohani dan surgawi: “Pertama, carilah kerajaan Allah” dan seterusnya.
Jika Allah adalah Bapa Surgawi kita, perhatian kita yang pertama dan utama seharusnya menginginkan hal-hal yang sepadan dengan keberadaan-Nya, dan kemahamuliaan-Nya. Apabila kita meminta penyediaan kebutuhan hidup lahiriah, makanan dan pakaian, Allah mungkin memberikannya, tetapi akan lebih menyenangkan Dia untuk meminta anugerah-Nya. Di dalam setiap doa seharusnya kita meminta untuk dijadikan lebih berpikiran surgawi melalui percakapan kita dengan Bapa surgawi.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan dari karya Thomas Manton (1620-1677), Works, I:60-62
