Apakah Matius 7:13-14 berbicara tentang keselamatan
Pdt. Budi Asali, M.Div.
1) 2 pintu dan 2 jalan.
a) Ada yang menganggap bahwa pintu = jalan. Tetapi ada 2 alasan yang tidak memungkinkan penafsiran seperti itu:
• ay 13 dan 14 mengatakan ‘pintu dan jalan’ bukan ‘pintu atau jalan’.
• ‘pintu’ hanya dilewati sesaat saja; ‘jalan’ dilewati untuk jangka waktu yang cukup lama.
Ada yang menganggap ‘jalan’ mendahului ‘pintu’. Jadi, ‘pintu’ diartikan sebagai kematian (akhir dari ‘jalan’). Tetapi ay 13 dan ay 14 kedua-duanya mendahulukan ‘pintu’ dari pada ‘jalan’!
Jadi, ‘pintu’ bisa diartikan sikap terhadap Kristus (tindakan sesaat saja). Sedangkan ‘jalan’ diartikan seluruh hidup kita / sikap kita terhadap Firman Tuhan.
b) Pintu / jalan yang sempit menunjukkan ada banyak hal yang harus ditinggalkan yaitu segala dosa. Bahkan kadang-kadang keluarga, uang dan sebagainya.
Pintu / jalan yang lebar menunjukkan kita bisa membawa segala sesuatu yang kita senangi (seadanya dosa-dosa kita).
c) Pintu / jalan yang lebar menggambarkan hidup yang gampang dan enak. Bisa nyogok, curi, dusta, kompromi, ngerpek, punya banyak istri, zinah dan sebagainya.
Pintu / jalan sempit menggambarkan kesukaran! Matius 7:13 mengatakan ‘Masuklah ...’. Tetapi ayat paralelnya yaitu Lukas 13:24 mengatakan ‘Berjuanglah ...’ [NIV: ‘Make every effort ...’ ( = Lakukan setiap usaha)]. Ini semua jelas menunjukkan bahwa kita tidak mungkin masuk surga tanpa melalui kesukaran (bdk. Kis 14:22 Filipi 1:29 2Tim 3:12).
d) Yesus hanya memberikan 2 pilihan:
• pintu sempit - jalan sempit - kehidupan (surga).
• pintu lebar - jalan lebar - kebinasaan (neraka).
Ada banyak orang yang menginginkan jalan yang ke 3 yaitu ‘jalan yang cukupan’. Karena itu mereka hidup berkompromi dengan dunia!
Theologia Kemakmuran mengajarkan bahwa pintu dan jalan yang lebar akan menuju pada kehidupan / surga, dan jelas bertentangan dengan kata-kata Yesus di sini.
e) Problem: Im 26:1-13 mengatakan kalau ikut Tuhan bakal enak dan sebaliknya Im 26:14-39 mengatakan kalau tidak ikut Tuhan bakal menderita. Baca juga Ulangan 30:15-20 dan Yosua 1:1-9. Semua ini rasanya bertentangan dengan Matius 7:13-14.
Penjelasan Calvin:
1. Orang-orang suci Perjanjian Lama juga menderita. Jadi, jelas bahwa ketaatan kepada Tuhan tidak menyebabkan hidup jadi enak tanpa kesukaran.
2. Dalam Perjanjian Lama Allah mendidik bangsa Israel seperti mendidik anak-anak. Allah ingin mereka melihat kasihNya / berkat surgawi melalui berkat-berkat jasmani.
Dalam Perjanjian Baru Allah mendidik orang Kristen seperti mendidik orang dewasa. Allah ingin kita melihat kasihNya / berkat surgawi sekalipun kita tak mengalami berkat jasmani. Mengapa? Karena sudah ada salib Kristus, sehingga tanpa berkat jasmani yang berkelimpahan kita sudah harus bisa melihat kasih Allah. Tetapi orang-orang dalam Perjanjian Lama hidup sebelum salib Kristus, sehingga tanpa adanya berkat jasmani sukar untuk bisa melihat kasih Allah.
3. Berkat / kutuk jasmani dalam Perjanjian Lama merupakan type / bayangan dari berkat / kutuk rohani dalam Perjanjian Baru.
2) 2 grup manusia: banyak dan sedikit.
a) Kecenderungan manusia adalah memilih yang gampang, memilih dosa, mengikuti orang banyak. Karena itulah jalan lebar dipilih oleh banyak orang.
BACA JUGA: YESUS KRISTUS DITANGISI
b) ‘sedikit’ maksudnya dalam perbandingan dengan yang ikut jalan lebar, karena Wah 7:9 jelas mengatakan ‘tak terhitung banyaknya’ orang yang masuk surga.
c) Orang yang sungguh-sungguh ikut Tuhan / orang Kristen asli selalu merupakan golongan minoritas! Ingat jaman Elia, Sodom dan Gomora, Nuh, Tuhan Yesus. Jadi, kalau mau jadi orang Kristen sungguh-sungguh jangan harapkan akan disenangi / didukung banyak orang!
3) 2 tujuan: kehidupan (surga) dan kebinasaan (neraka).
a) Tidak ada tempat yang ke 3 (tempat penantian, api penyucian dan sebagainya)!
b) Supaya kita mau ikut jalan sempit, Yesus menghubungkan jalan sempit dengan kehidupan (bdk. Roma 8:18 2Kor 4:17).
1) 2 pintu dan 2 jalan.
a) Ada yang menganggap bahwa pintu = jalan. Tetapi ada 2 alasan yang tidak memungkinkan penafsiran seperti itu:
• ay 13 dan 14 mengatakan ‘pintu dan jalan’ bukan ‘pintu atau jalan’.
• ‘pintu’ hanya dilewati sesaat saja; ‘jalan’ dilewati untuk jangka waktu yang cukup lama.
Ada yang menganggap ‘jalan’ mendahului ‘pintu’. Jadi, ‘pintu’ diartikan sebagai kematian (akhir dari ‘jalan’). Tetapi ay 13 dan ay 14 kedua-duanya mendahulukan ‘pintu’ dari pada ‘jalan’!
Jadi, ‘pintu’ bisa diartikan sikap terhadap Kristus (tindakan sesaat saja). Sedangkan ‘jalan’ diartikan seluruh hidup kita / sikap kita terhadap Firman Tuhan.
b) Pintu / jalan yang sempit menunjukkan ada banyak hal yang harus ditinggalkan yaitu segala dosa. Bahkan kadang-kadang keluarga, uang dan sebagainya.
Pintu / jalan yang lebar menunjukkan kita bisa membawa segala sesuatu yang kita senangi (seadanya dosa-dosa kita).
c) Pintu / jalan yang lebar menggambarkan hidup yang gampang dan enak. Bisa nyogok, curi, dusta, kompromi, ngerpek, punya banyak istri, zinah dan sebagainya.
Pintu / jalan sempit menggambarkan kesukaran! Matius 7:13 mengatakan ‘Masuklah ...’. Tetapi ayat paralelnya yaitu Lukas 13:24 mengatakan ‘Berjuanglah ...’ [NIV: ‘Make every effort ...’ ( = Lakukan setiap usaha)]. Ini semua jelas menunjukkan bahwa kita tidak mungkin masuk surga tanpa melalui kesukaran (bdk. Kis 14:22 Filipi 1:29 2Tim 3:12).
d) Yesus hanya memberikan 2 pilihan:
• pintu sempit - jalan sempit - kehidupan (surga).
• pintu lebar - jalan lebar - kebinasaan (neraka).
Ada banyak orang yang menginginkan jalan yang ke 3 yaitu ‘jalan yang cukupan’. Karena itu mereka hidup berkompromi dengan dunia!
Theologia Kemakmuran mengajarkan bahwa pintu dan jalan yang lebar akan menuju pada kehidupan / surga, dan jelas bertentangan dengan kata-kata Yesus di sini.
e) Problem: Im 26:1-13 mengatakan kalau ikut Tuhan bakal enak dan sebaliknya Im 26:14-39 mengatakan kalau tidak ikut Tuhan bakal menderita. Baca juga Ulangan 30:15-20 dan Yosua 1:1-9. Semua ini rasanya bertentangan dengan Matius 7:13-14.
Penjelasan Calvin:
1. Orang-orang suci Perjanjian Lama juga menderita. Jadi, jelas bahwa ketaatan kepada Tuhan tidak menyebabkan hidup jadi enak tanpa kesukaran.
2. Dalam Perjanjian Lama Allah mendidik bangsa Israel seperti mendidik anak-anak. Allah ingin mereka melihat kasihNya / berkat surgawi melalui berkat-berkat jasmani.
Dalam Perjanjian Baru Allah mendidik orang Kristen seperti mendidik orang dewasa. Allah ingin kita melihat kasihNya / berkat surgawi sekalipun kita tak mengalami berkat jasmani. Mengapa? Karena sudah ada salib Kristus, sehingga tanpa berkat jasmani yang berkelimpahan kita sudah harus bisa melihat kasih Allah. Tetapi orang-orang dalam Perjanjian Lama hidup sebelum salib Kristus, sehingga tanpa adanya berkat jasmani sukar untuk bisa melihat kasih Allah.
3. Berkat / kutuk jasmani dalam Perjanjian Lama merupakan type / bayangan dari berkat / kutuk rohani dalam Perjanjian Baru.
2) 2 grup manusia: banyak dan sedikit.
a) Kecenderungan manusia adalah memilih yang gampang, memilih dosa, mengikuti orang banyak. Karena itulah jalan lebar dipilih oleh banyak orang.
BACA JUGA: YESUS KRISTUS DITANGISI
b) ‘sedikit’ maksudnya dalam perbandingan dengan yang ikut jalan lebar, karena Wah 7:9 jelas mengatakan ‘tak terhitung banyaknya’ orang yang masuk surga.
c) Orang yang sungguh-sungguh ikut Tuhan / orang Kristen asli selalu merupakan golongan minoritas! Ingat jaman Elia, Sodom dan Gomora, Nuh, Tuhan Yesus. Jadi, kalau mau jadi orang Kristen sungguh-sungguh jangan harapkan akan disenangi / didukung banyak orang!
3) 2 tujuan: kehidupan (surga) dan kebinasaan (neraka).
a) Tidak ada tempat yang ke 3 (tempat penantian, api penyucian dan sebagainya)!
b) Supaya kita mau ikut jalan sempit, Yesus menghubungkan jalan sempit dengan kehidupan (bdk. Roma 8:18 2Kor 4:17).
